KPMLhulondalo.com Artikel ini dipersembahkan untuk memeriahkan hari Pahlawan 10
November ke-78 tahun 2023. Isinya memuat tentang beberapa peristiwa yang
terjadi dibelahan dunia dalam konteks kekinian, beberapa peristiwa di
Indonesia, serta harapan-harapan agar bangsa ini tetap jaya. Selanjutnya,
selamat membaca.
Kata “Damai” merupakan kata yang gampang
diucapkan tetapi mahal untuk diimplementasikan. Dalam tataran global kedamian
merupakan kebutuhan yang mendesak saat ini, karena banyak kebijakan di dunia
implikasinya jauh dari kedamaian.
Sebagai contoh, saat ini perhatian dunia tertuju
pada konflik Israel dan Palestina. Konflik ini terbilang parah dan gawat karena
sudah menelan puluhan ribu nyawa. Dilaporkan korban terbanyak berada di pihak
rakyat Palestina.
Bahkan menurut beberapa pengamat internasional,
jika tida ditangani dengan baik, bisa jadi konflik Israel vs Palestina saat ini
menjadi titik masuk perang dunia ketiga.
Memang, mencermati konflik Israel vs Palestina
tidak mudah. konflik kedua negara ini terbilang unik. Dibutuhkan pendekatan
historis, ideologis, sosiologis, yuridis-teritori dan humanis serta kondisi
geostrategi negara-negara adikuasa dunia.
Contoh lain, pembangunan tembok di
perbatasan Amerika dan Meksiko di masa presiden Donald Trump, protek yang ketat
terhadap umat muslim ketika masuk ke Amerika Serikat. Akhirnya kebijakan ini
ditentang oleh rakyat Amerika karena dianggap menciderai hubungan baik dengan
negara lain.
Di Prancis, pernah terjadi protes warga yang
menuntut agar pembatalan kebijakan yang memangkas pajak barang mewah, dan
memberlakukan pajak BBM yang menyebabkan naiknya harga BBM. Tuntutan warga
tentu dialamatkan pada presidennya Emmanuel Macron.
Kelompok rakyat menggunakan atribut rompi kuning
dan beranggotakan orang-orang yang tinggal di pinggiran kota. Mereka
menyampaikan frustrasi mengenai standar hidup mereka yang menurun.
Di sebagian Eropa terfokus pada fenomena
“Brexit”. Brexit terdiri dari kata Britain exit. Sementara referendum brexit
adalah pemungutan suara dari seluruh warga negara Inggris, Irlandia
Utara, Wales dan Skotlandia (negara-negara Britania Raya) untuk keluar dari
keanggotaan negara-negara Uni Eropa. Banyak alasan yang diutarakan, salah
satunya adalah Uni Eropa menjadi beban bagi Inggris terkait imigran.
Di Venezuela mengalami krisis politik yang
mengarah pada level parah, yang dipicu oleh krisis ekonomi. Industri minyak
dikerjakan tanpa keahlian khusus dan utang kepada Rusia dan China dikhawatirkan
tak mampu untuk dibayar. Padahal negara ini memiliki cadangan minyak mentah
terbesar di dunia.
Di Suriah konflik yang sudah bertahun-tahun,
yang dipicu oleh kurang mampunya mengelola kelompok sektarian sehingga
menyebabkan perang saudara dan akhirnya menjadi perlombaan senjata bagi
negara-negara adikuasa dunia.
Dalam konteks Indonesia, peristiwa yang jauh
dari kata kedamaian juga terjadi. Di era orde lama, banyak prasangka
dialamatkan pada pemerintah. Mulai dari krisis ekonomi, keterlibatan pemerintah
pada komunis sampai puncaknya gerakan 30 September 1965 menyebabkan rezim orde
lama tumbang.
Rezim orde baru, hal serupa terjadi. Hal ini
dimulai dari keluarga rezim sebelumnya kurang diberi akses menjalani kehidupan
yang layak seperti warga negara biasanya. Penghilangan jejak-jejak sejarah dan
pengaruh rezim sebelumnya, sampai pada perlakuan yang tidak wajar terhadap
presiden sebelumnya diakhir hayatnya.
Di zaman reformasi juga melakukan hal yang sama,
kebijakan yang diambil diantaranya penghilangan penyebaran secara utuh ideologi
pancasila, penghilangan haluan negara. Akibatnya negara berjalan seolah tanpa
haluan.
Akhirnya, ketika terjadi fenomena perilaku buruk
warga negara salah satu pemicunya adalah kurangnya pemahaman terhadap
pancasila. Karena itu, timbullah kesadaran baru bahwa ideologi pancasila
haruslah dilaksanakan secara murni dan konsekwen di seluruh lapisan masyarakat.
Memang, menghilangkan jejak lama yang positif
tidaklah mudah. Zaman orde baru tumbang, salah satu tokoh pemicunya ialah
keluarga rezim orde lama. Begitupun era reformasi, agak sulit menghilangkan
pengaruh rezim orde baru.
Kontroversi pemberian pahlawan nasional kepada
pemimpin orde baru, ada yang kontra tapi tidak sedikit juga yang pro. Artinya,
pengaruh orde baru masih mewarnai perpolitikan di era reformasi. Apalagi elit
politik saat ini (era reformasi), masih diwarnai oleh tokoh-tokoh yang dulunya
didik oleh rezim orde baru.
Peristiwa di atas, merupakan bukti
ketidakmampuan dalam menjaga kedamaian, tanpa mengabaikan intervensi negara
lain terhadap keberlangsungan konflik dan peristiwa tersebut. Kedamaian
sesungguhnya adalah hak asasi, baik hak asasi individu, kelompok bahkan hak
asasi negara.
Artinya, kedamaian mutlak diperlukan dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Kedamaian akan mendatangkan ketertiban dan
keteraturan, dan itu sangatlah dibutuhkan dalam melangsungkan proses kehidupan.
Yang menarik dalam menyikapi kedamaian ialah
bukan hanya terfokus pada kedamaian sosial-kemasyarakatan, tetapi yang paling
penting adalah kedamaian personal. Semua konflik tidak akan terjadi manakala
individu mampu menjaga kedamaian dalam dirinya.
Berdamai dengan diri sendiri mungkin merupakan
sesuatu yang sulit, tetapi itulah kunci dari kedamaian sosial-kemasyarakatan.
Ketika kita mempelajari tipologi konflik, secara matang kita berkesimpulan
bahwa dalam konflik pasti ada aktor, dan aktor itulah yang dikendalikan oleh
individu walaupun mekanisme kerjanya secara berkelompok.
Sudah saatnya berdamai dengan diri sendiri.
Ketika melihat realitas kehidupan, apalagi Indonesia yang sering melaksanakan
hajatan demokrasi baik pada level eksekutif, legislatif maupun yudikatif.
Hajatan ini terkadang pemicu terjadinya
resistensi diantara masyarakat karena beda pilihan. Padahal urusannya hanyalah
sepele yakni memilih pemimpin baru, dan siklusnya hanyalah sebentar.
Pertanyaannya adalah apakah hanya lantaran beda pilihan lantas memutuskan tali
persaudaraan, pertemanan, kebersamaan sebuah bangsa yang sudah terbina
bertahun-tahun?
Sedih membayangkan, seandainya konflik yang
berskala besar terjadi pasca hajatan demokrasi yang disebabkan oleh perbedaan
pilihan. Mungkin orang yang berbeda pilihan ini paham betul bahwa perbedaan itu
adalah hal yang wajar dan sunatullah. Tetapi karena memandang salah
orang lain, maka ujung-ujungnya adalah konflik.
Dalam perkembangannya, memandang orang lain
salah biasa dikenal dengan istilah stereotipe (pelabelan negatif pada orang
lain). Ada beberapa faktor yang menyebabkan adanya stereotipe. Pertama, sebagai
manusia kita cenderung membagi dunia ke dalam dua kategori “kita dan mereka”.
Karena kita kekurangan informasi mengenai mereka, kita cenderung menyamaratakan
mereka semua.
Kedua, stereotipe tampaknya bersumber dari kecenderungan kita untuk
melakukan kerja kognitif sedikit mungkin dalam berpikir mengenai orang lain.
Dengan kata lain, stereotipe menyebabkan persepsi selektif tentang orang-orang
dan segala sesuatu di sekitar kita. Stereotipe dapat membuat informasi yang
kita terima tidak akurat.
Pada umumnya, stereotipe bersifat negatif.
Stereotipe tidak berbahaya sejauh kita simpan di kepala kita, namun akan
berbahaya bila diaktifkan dalam hubungan manusia. Stereotipe dapat menghambat
atau mengganggu komunikasi itu sendiri.
Dalam konteks komunikasi lintas budaya misalnya,
kita melakukan persepsi stereotipe terhadap orang yang berbeda budaya dengan
kita, tanpa memandang pribadi atau keunikan masing-masing individu.
Begitu pula dalam memandang orang yang berbeda
pilihan politik, selalu dianggap salah, padahal orang yang dianggap
salah ini diketahui memiliki integritas dan intelektualitas yang matang.
Saat ini dan kedepan, rajutlah kebersamaan dalam
membangun daerah dan negeri ini. Sebab sadar atau tidak bahwa semua kita yang
hidup saat ini, telah menerima amanah dari generasi pendahulu, yakni
bertanggung jawab menjaga keseimbangan sosial demi keberlangsungan hidup
generasi yang akan datang.
Generasi terdahulu telah berhasil membawa
kita ke realitas hidup sekarang. Tugas kita adalah memastikan generasi yang
akan datang (anak cucu) mendapatkan warisan dan kehidupan yang layak.
Kita tidak ingin bahwa anak cucu nanti mencela kita semua, hanya lantaran tidak mampu mengendalikan diri dalam menyikapi perbedaan. Untuk itu, marilah berdamai dengan diri sendiri agar kedamaian sosial tetap terjaga.
Akhirnya, selamat hari Pahlawan 10 November 2023. Untuk anak-anak bangsa, sisingkan lengan bajumu, mari berbuat kebaikan sesuai kemampuan dan tantangan zamanmu, agar bangsa ini menggapai kejayaan. Semoga bermanfaat.
Posting Komentar