(Dokumentasi Khusus Penulis Saat Pemeberian Materi LKL)
KPMLhulondalo.com (5/01/20) “Kebodohan
adalah pilihan dan malas membaca adalah jalannya. Tentukan pilihanmu, jalani
dan terima resikonya”
Tak semua orang bisa memahami sebuah konsepsi secara utuh
dan benar, dibutuhkan sebuah penjabaran serta penjelasan yang bisa diterima dan
mudah ditelaah untuk memahami sebuah konsepsi.
Analogi, inilah salah satu cara agar konsepsi dapat diterima
dan dipahami dengan mudah. Namun, perlu saya tegaskan bahwa analogi adalah
untuk mempermudah memehami sebuah konsepsi bukan untuk membenarkan, saya ulangi
“bukan untuk membenarkan”.
Organisasi, sebuah wadah yang didalamnya terdapat sekelompok
orang dengan berbagai macam perbedaan yang disatukan atas dasar kesamaan
identitas.
Organisasi hanyalah sebuah konsepsi sebagaimana bangsa yang
muncul atas pembayangan sekelompok orang yang membayangkan bahwa mereka
merupakan sebuah bangsa.
Tercapai atau tidaknya angan-angan itu tergantung dari
mereka yang membayangkan, selama tak ada pergerakan selama itu pula impian
hanya akan tetap menjadi impian.
Organisasi adalah sebuah konsepsi, namun tak semua paham
akan konsepsi tersebut. Sebab, terdapat berbagai macam konsepsi yang sukar
untuk dipahami oleh masing-masing individu.
Untuk itu, sebuah analogi mungkin bisa mempermudah tiap-tiap
individu untuk memahami apa dan bagaimana itu organisasi.
Antara Ular dan Gurita
Ular, salah satu makhluk dengan anatomi tubuh yang cukup
simpel, hanya sebuah garis yang memanjang dari kepala sampai dengan ujung ekor.
Dengan anatomi tubuh yang sesimpel itu gerakannya pun cukup simpel, kemana
kepalanya bergerak kesitu pula ekornya bergerak, dalam arti sempit ekor selalu
mengikuti kepala.
Demikian pula dengan organisasi, kebanyakan anggota hanya
membuntut di belakang pimpinan. Seorang pimpinan dijadikan sebagai tumpuan,
segala keputusan diserahkan kepada pimpinan, anggota cukup terpimpin dengan
semua keputusan dari pimpinan.
Fenomena yang seringkali tampak adalah ketika pimpinan diam,
maka anggotanya pun ikut diam. Imbasnya adalah terjadinya stagnasi dalam sebuah
organisasi. Hal ini pula mempunyai potensi terjadinya otoritarianisme atau komandoisme.
Gurita, salah satu makhluk yang bertentakel. Seekor gurita
jika kita perhatikan secara seksama walaupun hanya dalam tempo yang singkat,
terlihat dengan jelas bahwa tentakelnya bergerak walaupun kepalanya diam dan
ketika kepalanya bergerak tentakelnya pun pasti bergerak.
Organisasi pun demikan, angotanya akan bergerak walaupun
pimpinannya diam, tanpa menunggu perintah dari pimpinan anggotanya akan
bergerak dan tentunya jika pimpinannya bergerak anggotanya akan tetap bergerak.
Imbasnya adalah terjadinya pergerakan yang tidak tersentralisasi. Hal ini juga
mempunyai potensi terjadinya ultra-demokrasi atau semau-maunya.
Untuk memahami kedua analogi tadi, marilah kita sejenak
menanggalkan bahwa setiap makhluk bergerak atas izin dari penciptanya.
Namun, organisasi bukanlah seekor ular ataupun gurita.
Organisasi tetaplah sebuah konsepsi yang mensyaratkan pimpinan dan anggotanya
untuk bergerak dalam satu garis koordinasi, gerak inilah yang kemudian mengkondisikan
tercapainya cita-cita organisasi.
Struktur tubuh manusia
Manusia adalah makhluk yang mempunyai struktur tubuh yang
nyaris sempurna, mulai dari kepala sampai dengan kaki. Seluruh anggota tubuh
mulai dari kepala sampai kaki bergerak berdasarkan perintah dari otak. Adalah
otak yang mempunyai kendali penuh atas struktur tubuh manusia. Otaklah yang
bertugas untuk merumuskan setiap agenda manusia dan yang menjalankannya adalah
anggota tubuh lainnya. Sederhanya, otak adalah konseptor dan anggota tubuh
lainnya adalah eksekutor.
Dalam hal ini, otak merupakan basis struktur dan anggota
tubuh lainnya adalah super struktur, oleh karenanya otaklah yang merupakan
faktor penentu. Benar bahwa basis struktur adalah yang menentukan, namun yang
merubah adalah super struktur yaitu anggota tubuh lainnya.
Sederhananya, percuma konsepsi yang sangat brilian dalam
otak tapi anggota tubuh lainnya lumpuh. Fantasi sex yang tinggi hanya akan
menyiksa seseorang yang impoten.
Demikian pula sebaliknya, percuma punya alat reproduksi diatas
rata-rata tapi digunakan untuk melakukan pelecehan sexual. Seseorang butuh
fantasi sex yang tinggi serta alat reproduksi yang memadai.
Sekarang akan kita coba sinkronkan dengan organisasi. Setiap
organisasi mempunyai program kerja yang dirancang untuk mencapai cita-cita
organisasi. Dalam hal ini, program kerja organisasilah yang merupakan basis
struktur atau faktor penentu. Gerak organisasi ditentukan oleh program kerja
yang telah dirancang dengan sedemikian rupa.
Untuk itu, program kerja haruslah sesuai dengan apa yang
dicita-citakan oleh organisasi. Contohnya; sebuah organisasi yang bergerak dibidang
HAM haruslah melakukan agenda-agenda kampanye pengecaman terhadap setiap
pelanggaran HAM.
Namun, kita tidak boleh melupakan bahwa yang melakukan
perubahan adalah supra struktur, dalam hal ini adalah orang-orang yang berada
dalam organisasi. Organisasi butuh orang-orang yang ada di dalamnya untuk
menjalankan program kerja dan tentunya setiap kerja-kerja yang dilaksanakan
oleh pimpinan dan anggota organisasi harus sesuai dengan apa yang telah
dirumuskan dalam rancangan program kerja organisasi.
Berjalan atau tidak, tercapai atau tidak sebuah program
organisasi tergantung bagaimana orang-orang yang berada dalam organisasi
tersebut.
Jadi, program kerja dan kerja-kerja organisasi haruslah
berjalan beriringan. Percuma punya program kerja yang sangat bagus tapi tak ada
yang menjalankannya, demikian pula sebaliknya, percuma kuantitas yang banyak
tapi program kerjanya amburadul.
Kesimpulannya adalah, organisasi butuh program kerja yang
jelas, pimpinan yang cerdas serta anggota yang jauh dari penyakit malas.
Penulis: Desmianto
Lihawa
Editor: Rasid Yunus
Publish: Pebriyanto
👍ilmunya sangat bermanfaat
BalasHapusPosting Komentar